MAKALAH
ANATOMI
FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM OTOT DAN RANGKA
Disusun Oleh :
(Kelompok
Satu )
v Dewi Suriani
v Hajri Yani
v Tet Anggraini Putri
v Yovi Andani
Kelas 6C
Program
Studi Pendidikan Biologi
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Islam Riau
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan kuasaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru
, Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Bagian I. Organisasi Sel dan Jaringan................................................................................................... 1
A.
Pendahuluan
........................................................................................................
.1
B.
Materi ......................................................................................................................
1
1.
Sejarah penemuan
sel..................................................................................
1
2.
Pengertian dan struktur sel .......................................................................3
C.
Jaringan
.................................................................................................................
19
Bagian
II
Sistem Otot..................................................................................................................................................... 25
1.
Pengertian Otot......................................................................................................................... 25
2.
Sifat Gerak Otot......................................................................................................................... 25
3.
Jenis-jenis Otot.......................................................................................................................... 26
4.
Struktur Anatomi Otot........................................................................................................... 30
5.
Perlekatan Otot dengan Tulang......................................................................................... 31
6.
Mekanisme kontraksi otot .................................................................................................. 32
B. Sistem Rangka...................................................................................................................................
34
1.
Fungsi Rangka..........................................................................................................................
34
2.
Pengelompokan Rangka Manusia...................................................................................
35
3.
Bentuk Tulang.........................................................................................................................
42
4.
Jenis Tulang..............................................................................................................................
43
5.
Sel Tulang..................................................................................................................................
45
6.
Hubungan Antartulang (Artikulasi) ..............................................................................
46
C. Gangguan pada
Sistem Gerak Manusia..................................................................................
47
1.
Gangguan pada Sistem Rangka........................................................................................
48
2. Gangguan
pada Otot Manusia............................................................................................
48
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Kita sebagai makhluk hidup setiap saat
bergerak, bahkan ketika tidur sekalipun. Mengapa kita dapat bergerak? Apa yang
menggerakkan bagian-bagian tubuh kita? Manusia bergerak untuk melakukan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh tangan kita bergerak
memasukkan makanan ke dalam mulut ketika kita makan karena lapar.
Pergerakan tubuh ditentukan oleh sistem
rangka dan otot. Otot terdiri dari sel-sel yang terspesialisasi untuk
berkontraksi, yaitu nengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam
ukuran panjang dan memungkinkan sel-sel untuk memendek, sel-sel tersebut sering
disebut dengan serabut-seraabut otot yang disatukan oleh jaringan ikat.
Pada manusia sangat membutuhkan rangka
dan otot untuk dapat bergerak. Rangka tidak dapat bergerak sendiri apabila
tidak digerakan oleh otot. Oleh sebeb itu, rangka merupakan alat gerak pasif.
Sebaliknya, otot dapat melakukan gerak sendiri hingga disebut alat gerak aktif.
Gerak tubuh manusia dihasilkan karena adanya kerja sama anatara rangka dan
otot.
Dengan adanya kerja sama antara rangka
dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, sehari-hari. Oleh karena
itu kami menyususn makalah yang berjudul “SISTEM OTOT DAN RANGKA”
2.
RUMUSAN MASALAH
1)
Bagaimanakah
struktur otot dan fungsi faalnya?
2)
Bagaimanakah
mekanisme kontraksi otot ?
3)
Bagaimanakah
struktur anatomi jaringan otot?
4)
Bagaimanakah
struktur rangka dan fungsi faalnya?
5)
Bagaimanakah
hubungan antar tulang pada sistem gerak manusia?
6)
Bagaimanakah
gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia?
3.
TUJUAN
Adapun
tujuan penulisan makalah, yaitu sebagai berikut:
Ø Untuk mengetahui struktur otot
dan fungsi faalnya
Ø Untuk mengetahui mekanisme
kontraksi otot
Ø Untuk mengetahui jaringan anatomi
otot
Ø Untuk mengetahui struktur rangka
dan fungsi faalnya
Ø Untuk mengetahui hubungan antar
tulang pada sistem gerak
Ø Untuk mengetahui gangguan yang
terjadi pada sistem gerak
BAB
II
PEMBAHASAN
SISTEM
OTOT DAN RANGKA
A.
SISTEM OTOT
1.
Pengertian
Otot
Sistem
otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu
menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot
memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1.
Kontraktibilitas
: kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2.
Ekstensibilitas
: kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan
saat kontraksi
3.
Elastisitas
: kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat
kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
2.
Sifat Gerak Otot
Otot yang sedang bekerja akan
berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya
menggembung. Untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain,
kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot
dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.
a.
Otot
Antagonis
Otot
antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuann kerjanya berlawanan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarikdan terangkat. Sebaliknya jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep.
Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung
(dua tendon) terletak di lengan atas bagian depan. Ujung bisep yang bercabang
dua masing-masing berhubungan dengan tulang belikat dan lengan atas.
Selanjutnya ujung otot bisep yang berlawanan berhuibungan dengan tulang
pengumpil. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga ujung (tiga tendon) terletak dilengan atas bagian belakang.
Trisep berhubungan dengan dengan tulang belikat dan tulang hasta.
Gerak
fleksi terjadi karena bisep berkontraksi dan trisep berelaksasi (gambar a ).
Sebaliknya, ekstensi terjadi karena bisep berelaksasi dan trisep berkontraksi
(gambar b). Otot bisep disebut fleksor karena saat berkontraksi terjadi gerak
fleksi. Sebaliknya, otot trisep disebut
ekstensor karena pada saat berkontraksi terjadi gerak ekstensi.
b.
Otot
Sinergis
Otot
sinergis adalah dua otot atau lebih yang
bekerja bersama-sama dengan tujuan yang sama. Otot-otot tersebut berkontraksi
bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya otot-otot antar tulang rusuk yang bekerja
bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang
menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.
3. Jenis-jenis
Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel
otot. Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, sel otot dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Dalam garis besarnya sel otot dapat kita
bagi dalam 3(tiga) golongan yaitu :
1.
Otot polos
Otot
polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti
gelendongan, di bagian tengah tebesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos
memiliki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut mofibril. Serat
miofilamen dan masing-masing miofilamen terdiri dari protein otot yaitu aktin
dan miosin.Otot polos bergerak secara teratur , dan tidak cepat lelah .walaupun
tidur otot masih mampu bekerja.oto polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam , misalnya pada diding usus,
dinding pembuluh darah , pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea ,
cabang tenggorok , pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit ,
saluran kelamin dan saluran ekskreasi.
Ø Cara
kerja otot polos
Bila
otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi pendek
. kerutan itu terjadi lambat . bila otot itu mendpat suatu ransang, maka reaksi
tehadap berasal dari susunan sara tak
sadar(otot involunter), oleh karena itu otot polos tidak berada di bawah
kehendak. Jadi, bekerja di luar kesadaran kita.
Gambar Otot Polos
2.
Otot lurik
Sel-sel otot lurik
berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak . letaknya di
pinggir , panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron.sel otot lurik ujung sel
nya tidak menunjukan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen , akibatnya
tampak serat-serat lintang.
Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu :
otot rangka, otot kulit dan otot lingkar. otot–otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan
berfungsi menggerakkan tulang . otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka
tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel, dan
tanpak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang melintang.
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka
termasuk otot-otot lurik ,berada di bawah kehendak kita .perlekatannya pada
tulang dan kulit, tetapi ada juga yang terdapat dalam kulit
seluruhnya.otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran,
misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata.
Ø Cara
kerja otot lurik
Bila otot lurik berkotraksi, maka menjadi pendek dan setiap
serabut turut dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika
di rangsang oleh rangsang saraf sadar(otot
olunteer).kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu di sebut
otot sadar,artinya bekerjaya menurut kemauanadar, karena itu di sebut otot
sadar,artinya bekerjaya menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot
lurik terhadap perangsang cepat,tapi tidak tahan kelelahan.
Gambar Otot Lurik
Ø Klasifikasi Otot Lurik :
1.
Menurut bentuk dan serabutnya
2.
Menurut jumlah kepalanya
3.
Menurut Pekerjaannya
4.
Menurut Letaknya otot ditubuh
1.
Menurut
bentuk dan serabutnya
a.
otot serabut sejajar atau bentuk
kumparan
b.
otot bentuk kipas, otot bersirip dan
otot melingkar/sfingter
2.
Menurut
jumlah kepalanya
a.
otot berkepala dua (Bisep)
b.
otot berkepala tiga/triseps
c.
otot berkepala empat/quadriseps
3.
Menurut
pekerjaannya, meliputi:
a.
Otot sinergis, otot bekerja
bersama-sama
b.
Otot antagonis, yaitu otot yang
bekerjanya berlawanan
c.
Otot abduktor, yaitu otot yang
menggerakkan anggota menjauhi tubuh
d.
Otot abduktor, yaitu otot yang
menggerakkan anggota mendekati tubuh
e.
Otot fleksor, yaitu otot yang
membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi
f.
Otot ekstensor, otot yang meluruskan
kembali sendi tulang kedudukan semula
g.
Otot pronator, ketika ulna dan
radial dalam keadaan sejajar
h.
Otot suponator, ulna dan radial
dalam keadaan menyilang
i.
Endorotasi, memutar ke dalam
j.
Eksorotasi, memutar ke luar
k.
Dilatasi, memanjangkan otot
i. Kontraksi, memendekkan otot
4.
Menurut
letaknya otot-otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan yaitu:
a.
Otot bagian kepala
b.
Otot bagian leher
c.
Otot bagian dada
d.
Otot bagian perut
e.
Otot bagain punggung
f.
Otot bahu dan lengan
g.
Otot panggul
h.
Otot anggota gerak bawah
3. Otot
Jantung
Otot jantung (miokardium) hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena kava yang
memasuki jantung. Sayatan dinding otot jantung menunjukkan sel-sel otot jantung
menyerupai otot rangka depan satu inti sel setiap satu sel otot jantung yang
membentuk anyaman dengan percabangan pada setiap percabangan sel otot jantung
terdapat jaringan ikat yang disebut diskus
interkalaris. Otot jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan terus
menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan.
Ø Cara kerja otot jantung
Gerak
otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar (otonom). Kontraksi dan
relaksasi otot jantung menyebabkan serambi dan bilik jantung menyempit dan
melebar secara berirama yang menimbulkan denyut jantung. Dengan adanya
kontraksi dan relaksasi, darah dipompa ke dalam pembuluh-pembuluh darah dan
dialirkan ke seluruh tubuh. Dalam keadaan normal jantung akan berkontraksi
sekitar 72 kali setiap menit.
4. Struktur
Anatomi Otot
Jaringan
otot rangka tersusun dari sejumlah berkas otot yang dibungkus oleh suatu
selaput yanng disebut fasia superfisialis.
Berkas otot tersusun atas serabut otot atau benang-benang otot yang terbentuk
oleh sel-sel otot yang panjang. Sel-sel otot, terutama otot rangka atau daging
secara mikroskopis tampak lurik. Hal ini karena didalam sel otot terdapat
serabut-serabut yaitu benang-benang fibril protein aktin dan miosin. Oleh
karena tersusun dari aktin dan miosin, maka tampak adanya garis gelap dan
terang yang melintang antarsisi.
Garis
gelap dan garis terang yang berselang seling ini, dengan menggunakan mikroskop
elektron akan tampak bagian-bagian yang disebut sebagai zona H (daerah terang
di tengah pita gelap A), garis gelap M (di tengah daerah zona H), garis gelap Z
(terletak di tengah daerah terang atau zona I). Seperti gambar dibawah berikut:
5. Perlekatan Otot dengan Tulang
Otot rangka melekat pada tulang.
Berdasarkan cara melekatnya tendon pada tulang, perlekatan ada yang disebut origo dan insersio. Origo dan insersio adalah bagian ujung otot yang dikenal
sebagai tendon.
a)
Origo
Ujung otot yang melekat pada tulang
yang tidak bergerak ketika otot berkontraksi disebut origo. Origo otot rangka
berbeda; ada yang dua, seperti otot bisep dan ada yang tiga seperti otot
trisep.
b)
Insersio
Bagian ujung otot lain yang melekat
pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi disebut insersio.
6. Mekanisme Kontraksi Otot
Otot
bekerja dengan dua cara, yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan
relaksasi (kembali ke kkeadaan semula atau mengendur). Keadaan otot yang
memendek (kontraksi) maksimal disebut tonus. Tonus biasanya diikuti dengan
relaksasi. Namun seringkali rangsangan tertentu menyebabkan tonus tidak diikuti
oleh relaksasi, keadaan seperti ini disebut tetanus (kejang).
1.
Kontraksi.
Bagian
otot yang berkontraksi adalah sel-sel otot. Pada struktur otot lurik terlihat
adanya filamen protein, yaitu aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal).
Rangsangan
yang sampai ke sel otot akan mempengaruhi asetilkolin yang peka terhadap rangsangan.
Asetilkolin adalah sejenis neurotransmitter,
yaitu zat kimia yang dapat menanggapi rangsangan pada saraf berikutnya.
Asetilkolin diproduksi di ujung serabut saraf.
Asetilkolin
yang lepas akan membebaskan ion kalsium yang berada di antara sel otot. Ion
kalsium ini kalsium ini lalu masuk ke dalam otot sambil mengangkut troponin dan
tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin akan berubah dan mempengaruhi
filamen penghubung.
Selanjutnya,
aktin mendekatii miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelan membentuk
aktomiosin. Akibatnya, serabut otot menjadi lebih pendek. Pada keadaan inilah,
otot sedang berkontraksi. Setelah itu,
ion kalsium masuk kelbali ke plasma sel sehingga ikatan troponin dan iion
kalsium lepas, dan menyebabkan lepasnya perlekatan aktin miosin. Keadaan ini
disebut otot relaksasi.
2.
Energi untuk Kontraksi Otot
Kontraksi
otot memerlukan energi. Energi yang digunakan disuplai dalam bentuk energi
kimia. Energi ini diambil dari molekul ATP (adenosin
trifosfat) dan kreatin fosfat (CP) yang berenergi tinggi. Energi ini
menggerakkan filamen penghubung antara aktin dan miosin. Kreatin fosfat
menyumbangkan fosfor pada ADP selama oto berkontraksi. ATP yang dihidrolisis
akan terurai menjadi ADP , ADP ini pun juga akan terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat).
ATP ADP + P + E
ADP AMP + P +
E
Jika
perbandingan energi habis, maka otot tidak akan berkontraksi lagi. Untuk gerak
berikutnya, perlu segera di bentuk energi yang bersal dari pemecahan molekul
glukosa. Fase ini disebut fase aerob.
·
Secara
aerob
Glukosa (C6H12O6)
+ O2 6H2O +
6CO2 + 38 ATP.
Di
dalam otottersimpan gulaotot, yaitu glikogen.
Glikogen merupakan bentuk glukosa cadangan di dalam otot. Seperti halnya
glukosa, glikogen siap dibongkar menjadi energi atau ATP. Glikogen akan
dilarutkan menjadi laktasinogen,kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam
susu. Glukosa akan diubah menjadi energi melalui peristiwa respirasi aerob dan
anaerob. Pengubahan glukosa menjadi aerob terjadi jika persediaan oksigen di
otot telah menipis.
·
Secara
anaerob
Glukosa (C6H12O6)
asam laktat + 2 ATP.
Timbunan
asam laktat yang berlebihan di dalam otot dapat menyebabkan rasa letih. Rasa
letih akan hilang jika asam laktat telah dioksidasi oleh oksigen menjadi H2O
dan CO2, serta menghasilkan energi. Energi ini dapat di gunakan
untuk mengubah asam laktat menjadi glukosa.
B.
SISTEM RANGKA
Rangka merupakan alat gerak pasif. Rangka tidak
dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama
antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari,
dan sebagainya.
1.
Fungsi
Rangka
a.
Memberi
bentuk tubuh. Rangka menyediakan kerangka bagi
tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
b.
Formasi
sendi-sendi. Tulang-tulang yang berdekatan
membentuk persendian yang bergerak, tidak bergerak, atau sedikit bergerak,
bergantung pada fungsional tubuh.
c.
Tempat
melekatnya otot. Tulang-tulang yang menyusun rangka
tubuh manusia menjadi tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama
memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.
d.
Pergerakan.
Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada otot
rangka, yang melekat pada rangka tulang. Sistem kekebalan tubuh. Sumsum tulang
menghasilkan beberapa sel-sel imunitas.Contohnya adalah limfosit B yang
membentuk antibodi.
e.
Perlindungan.
Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
·
Tulang tengkorak melindungi otak,
mata, telinga bagian tengah dan dalam.
·
Tulang belakang melindungi sumsum
tulang belakang.
·
Tulang rusuk, tulang belakang, dan
tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
·
Tulang belikat dan tulang selangka
melindungi bahu.
·
Tulang usus dan tulang belakang
melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan pinggul.
·
Tulang tempurung lutut dan tulang
hasta melindungi lutut dan siku.
·
Tulang pergelangan tangan dan
pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
f.
Produksi
sel darah. Rangka tubuh adalah tempat
terjadinya hemopoesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum tulang
merupakan tempat pembentukan sel darah.
g.
Penyimpanan.
Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium.
Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam
metabolisme zat besi.
2. Pengelompokan
Rangka Manusia
Rangka manusia dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh (aksial) dan bagian alat gerak
(apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia dewasa
umumnya. Sedangkan bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada manusia
dewasa umumnya.
Ø Rangka
Aksial
Rangka aksial merupakan rangka yang
terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk
(tulang iga).
1.
Tulang Tengkorak
Tengkorak manusia tersusun dari 22 buah
tulang yang merupakan gabungan tulang-tulang tempurung kepala (kranium) dan
tulang muka. Tulang tempurung kepala berfungsi untuk melindungi orak. Tulang
tempurung kepala tersusun dari tulang dahi (frontal), tulang kepala belakang
(osipital), tulang ubun-ubun (parietal), tulang baji (sphenoid), tulang tapis
(ethmoid), dan tulang pelipis (temporal).
Tulang muka terdapat pada bagian depan
kepala. Tulang-tulang muka membentuk rongga mata untuk melindungi mata,
membentuk rongga hidung serta langit-langit dan member bentuk wajah. Tulang
muka terdiri dari tulang rawan atas (maksila), tulang rawan bawah (mandibula),
tulang pipih (zigomatik), tulang air mata (lakrimal), tlang hidung (nasal), dan
tulang langit-langit (palatum).
Gambar: Macam-macam Tulang Tengkorak
2.
Tulang Belakang
Tulang
belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi untung menopang seluruh
tubuh, melindungi organ dalam tubuh, serta merupakan yempat pelekatan tulang
rusuk. Setiap segmen atau ruas tulang belakang dapat bergerak sedikit. Seluruh
gerakan setiap segmen dapat digabung sehingga memungkinkan orang untuk
membungkukkan tubuh.
Tulang
belakang terduiri dari 26 ruas yang terdiri dari 24 ruas tulang belakang, yaitu
7 ruas tulang leher (vertebra servikalis), 12 ruas tulang punggung (vertebra
dorsalis), dan 5 ruas tulang pinggang (vertebra lumbalis), serta tulang
kelangka dan tulang ekor. Tulang leher paling atas yang berhubungan dengan
tempurung kepala disebut tulang atlas. Tulang kelangkang (sakrum) fusi dari
lima segmen tulang belakang. Sedangkan tulang ekor (koksi) merupakan fusi dari
empat segmen terakhir tulang belakang.
Gambar:
Tulang Belakang
3.
Tulang Dada (Sternum) dan Tulang
Rusuk
Tulang dada terdiri dari bagian kepala
(manubrium), badan (corpus), dan ekor (processus xiphoideus) yang berupa tulang
rawan. Pada tulang dada melekat tulang rusuk (costae).Tulang rusuk terdiri dari
12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang
rusuk dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut :
Ø Tulang rusuk sejati berjumlah 7
pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang, sedangkan
ujung depan melekat pada tulang dada.
Ø Tulang rusuk palsu berjumlah 3
pasang. Ujung belakang melekat pada tulang belakang dengan ujung depan melekat
pada tulang rusuk di atasnya.
Ø Tulang rusuk melayang berjumlah 2
pasang. Ujung belakang melekat pada tulang belakang, sedangkan ujung depan
bebas tidak melekat. Tulang rusuk dan tulang dada berfungsi untuk melindungi jantung dan
paru-paru.
Ø Rangka
Apendikuler
Rangka apendikular merupakan rangka
pelengkap yang terdiri dari tulang-tulang anggota gerak atas dan anggota gerak
bawah. Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton axial.
Skeleton axial terdiri dari :
·
Anggota gerak atas
·
anggota gerak bawah
·
gelang panggung
·
bagian akhir dari ruas-ruas tulang
belakang
Tulang penyusun anggota gerak atas
tersusun atas:
1.
Humerus /
tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang
/pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada
bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan
ulna
2.
Radius dan
ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar
dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki
kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
3.
karpal /
pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang
saling dihubungkan oleh ligamen
4.
metakarpal
/ telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan.
Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
5.
Palanges
(tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang.
Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun
atas 2 buah tulang.
·
Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)
Tulang anggota gerak bawah disusun
oleh tulang:
1.
Femur /
tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang,
terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
2.
Tibia dan
fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal
berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki.
Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi
untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya
beberapa otot
3.
Patela /
tempurung lutut. terletak antara femur dengan
tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan
kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
4.
Tarsal /
Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan
tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
5.
Metatarsal
/ Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang
tersesun mendatar.
6.
Palanges /
tulang jari-jari tangan. Tersusunetiap jari tersusun atas 3
tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tualng.
·
Tulang gelang bahu (klavikula dan
scapula / belikat dan selangka)
Tulang gelang bahu disebut juga
tulang pectoral bahu tersusun atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang belikat (skapula)
dan 2 tulang selangka ( klavikula).
Tulang selangka
berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan atas
(humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas,
ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung
lainnyaberhubungan dengan tulang belikat.
Tulang belikat
(skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian
belakang dari tulang rusuk Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat
melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
·
Gelang
Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas
dua buah tulang pinggung. Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri
atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah)
dan tulang pubis (di bagian tengah).
Dibagian belakang dari gelang
panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang
belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat
yang menghubungkan kedua tulang pubis.
Fungsi gelang panggung terutama
untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang.
melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ
reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.
3. Bentuk
Tulang
Berdasarkan
bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh manusia dibagi menjadi
beberapa kelompok, yaitu tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang
tidak beraturan.
a.
Tulang
Pipa (Tulang Panjang)
Tulang pipa merupakan tulang yang
berbentuk seperti pipa atau silidris (diafise) dengan kedua ujung tulang
membulat (epifise). Diafise merupakan bagian tengah tulang yang memanjang dan
di tengahnya terdapat rongga, sedangkan epifise merupakan bagian ujung tulang
yang tersusun dari tulang rawan. Diantara epifise dan diafise terdapat
metafise. Metafise tersusun dari tulang rawan. Bagian tengah tulang pipa
memiliki rongga yang didalamnya berisi sumsum tulang. Susum tulang pipa berupa
sumsum tulang merah dan kuning. Sumsum tulang merah merupakan tempat
pembentukan sel darah merah, sedangkann sumsum tulang kuning merupakan temapat
pembentukan sel-sel lemak. Tulang pipa berfungsi untuk persendian. Tulang pipa terdapat pada tulang lengan atas
(humerus), tulang radius/ pengumpil, tulang ulna/ hasta, tulang
metakarpal/telapak tangan.
b. Tulang Pendek
Tulang pendek merupakan tulang-tulang
yang lebih kecil dan tidak ada perbedaan yang nyata antara ukuran panjang dan
lebarnya. Bentuk tulang pendek seperti kubus, paku, atau berbentuk bulat.
Tulang pendek terdapat
pada tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
c.
Tulang Pipih
Tulang
pipih merupakan tulang-tulang yang berbentuk lempengan-lempengan pipih yang
lebar. Tulang pipih berfungsi untuk melindungi struktur tubuh di bagian
bawahnya dan dapat di ttemukan padatulang pinggul, belikat, tulang rusuk,
tulang dada, gelang bahu dan tempurung kepala.
d.
Tulang Tidak Beraturan
Tulang
tidak beraturan merupakan tulang dengan bentuk kompleks yang berhubungan dengan
fungsi khusus. Tulangtidak beraturan ditemukan pada tulang rahang,
tulang-tulang kepala, dan ruas-ruas tulang belakang.
4. Jenis
Tulang
Berdasar
zat penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulanng keras dan tulang rawan.
a.
Tulang
Keras (Osteon)
Tulang
keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas). Osteoblas menghasilkan
sel-sel tulang keras yang disebut osteosit. Osteoblas juga mensekresikan
zat-zat inerseluler yang tersusun dari serabut kolagen yang akan membentuk
matriks tempat garam-garam kalsium didepositkan (ditumpuk). Zat kapur itu dalam
bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium fosfat [Ca(PO4)2]
yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Selain
terdapat osteoblas (pembentuk tulang), terdapat pula osteoklas yang bersifat
mengikis tulang. Osteoklas adalah sel berinti banyak dan berukuran besar
berfungsi untuk memindahkan matriks dari tulang lamadan menyisakan ruang untuk
pembentukan tulang baru.
Tulang keras memiliki dua macam bentuk
yaitu tulang kompak yang padat dan keras dan tulang spons yang berlubang-lubang
dan rapuh. Tulang kompak bentuknya padat, keras dan membentuk perlindungan luar
untuk jaringan tulang lainnya. Tulang spons terletak di bagian dalam dari
tulang kompak, rapuh dan memiliki banyak pori atau rongga-rongga. tulang spons
terdapat pada ujung-ujung dari tulang kompak.
b.
Tulang
Rawan (Kaertilago)
Tulang
rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit, yang
menghasilkan mmatriks berupa kondrin. Kondrosit yang matang dibentuk dari
sel-sel tulang rawan muda yang disebut kondroblas. Tulang rawan diselubungi
oleh selaput yang disebut perikondrium. Kondrosit merupakan sel-sel bulat yang
besar denngan sebuah nukleus bening dan dua buah atau lebih nukleolus (anak
inti sel). Kondrosit terdapat dalam ruang-ruang dii dalam tulang rawan ang
disebut lakuna. Dinding lakuna meneball membentuk kapsula rawan.
Ada
tiga tipe tulang rawan, yaitu sebagai berikut:
1.
Tulang rawan hialin
Tulang
rawan hialin merupakan tipe tulang rawan yang paling banyak terdapat di tubuh
manusia. Tulang rawan hialin berwarna
putih kebiru-biruan dan pada keadaan segar terlihat bening. Kondrosit
terletak di dalam lakuna yang berdinding licin pada matriks tulang. Tulang
rawan hialin terdapat pada semua rangka janin yang belum menjadi tulang, tulang
rawan iga, tulang rawan sendi dari persendian-persendian, dan tulang rawan pada
saluran pernapasan.
2. Tulang
rawan serat
Tulang
rawan serat (fibrosa) berwarna buram keputihan dan bersifat keras. Jumlah
selnya lebih sedikit dan berdiri sendiriatau mengelompok. Tulang rawan serat
dapat dijumpai pada ruas tulang belakang.
3.
Tulang rawan elastik
Tulang
rawan elastik bberwarna buram kekuningan, serta bersifat fleksibel dan elastis.
Sel-selnya sama dengan sel-sel tulang rawan hialin dan dapat berdiri sendiri
atau berkelompok. Tulang rawan elastik terdapat pada ttelinga laur dan
epiglotis (katup tulang rawan yangmenutup cela menuju trakea).
5. Sel
Tulang
Ada lima jenis sel tulang dalam
jaringan tulang, yaitu:
·
Sel Osteogenik: yang memberikan
tanggapan terhadap trauma, seperti fraktura (patah tulang). Sel ini memberikan
perlindingan pada tulang dan membentuk sel-sel baru, sebagai pengganti sel-sel
yang rusak
·
Sel osteoblast: merupakan sel-sel
pembentuk sel tulang. Cel ini melakukan kegiatan sintesis dan sekresi
mineral-mineral keseluruh subtansi dasar dan subtansi pada daerah yang memiliki
kecepatan metabolisme yang tinggi
·
Sel osteosit: merupakan sel tulang
dewasa yang terbentuk dari sel osteoblas. Sel-sel tulang ini membentuk jaringan
tulang disekitarnya. Sel osteosit memelihara kesehatan tulang, menghasilkan
enzim dan mengendalikan kandungan mineral dalam tulang, juga mengontrol
pelepasan kalsium dari tulang ke darah.
·
Sel osteoklas: merupakan sel tulang
yang besar, berfungsi untuk menghancurkan jaringan tulang. Sel osteoklas
berperan penting dalam pertumbuhan tulang, penyembuhan, dan pengaturan kembali
bentuk tulang.
·
sel pelapis tulang: dibentuk oleh
osteoblas disepanjang permukaan tulang orang dewasa. sel tulang ini mengatur
pergerakan kalsiun dan fosfat dari dan kedalam tulang.
6. Hubungan
Antartulang (Artikulasi)
Hubungan
antara tulang yang satu dengan tulang yang lain artikulasi atau sendi.
Berdasarkan sifat gerkanya, artikulasi dapat dibedakan sinartrosis (sendi
mati), amfiartrosis (sendi kaku), dan diartrosis (sendi gerak).
1)
Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antara kedua
ujung tulang yang direkatklan oleh suatu jaringan ikat, yang kemudian mengalami
osifikasi (penulangan), sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan. Contohnya
adalah hubungan antara tulang tengkorak.
2)
Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah bentuk hubungan
antara kedua ujung tulang yang dihubungkan oleh jaringan kartilago (tulang
rawan ), sehingga memungkinkan tetap adanya sedikit gerakan.
3)
Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antara tulang
yang satu dengan yang lain yang tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga
memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara lebih bebas.
Menurut arah geraknya, persendian
dibedakan menjadi sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, sendi
luncur, dan sendi kondiloid.
Ø Sendi peluru
Sendi
ini disebut sendi peluru karena dari hubungan dua tulang terjadi gerakan ke
segala arah. Misalnya hubungan antara tulang gelang bahu dengan tulang lengan
atas.
Ø Sendi engsel
Sendi
ini disebut sendi engsel karena arah geraknya hanya satu arah seperti engsel
pintu. Misalnya hubungan tulang atau sendi pada siku dan pada lutut.
Ø Sendi pelana
Sendi
ini disebut sendi pelana karena hubungan dua tulang tersebut, tulang yang satu
dapat bergerak ke dua arah seperti orang yang naik kuda di atas pelana.
Contohnya hubungan antara pergelangan tangan dan tulang ibu jari.
Ø Sendi putar
Sendi
ini disebut sendi putar karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang yang
satu dapat berputar, mengitari tulang yang lain. Misalnya hubungan antara
tulang atlas dan tulang pemutar, sehingga kepala kita dapat bergerak berputar.
Ø Sendi geser atau luncur
Sendi
ini disebut sendi luncur atau geser karena dari hubungan dua tulang tersebut
hanya terjadi sedikit gerak pergeseran. Misalnya adalah sendi pada tulang-tulang
telapak tangan dan telapak kaki.
Ø Sendi kondiloid
Sendi
ini terjadi diantara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval. Misalnya
adalah hubungan telapak tangan dan ruas jari tangan, serta pada sendi
pergelangan tangan.
C.
GANGGUAN PADA SISTEM GERAK
MANUSIA
a.
Gangguan
Pada Sistem Rangka
Ø Fraktura
sederhana
Merupakan fraktura
yang tidak melukai otot yang ada
disekitarnya.
Ø Fraktura
kompleks
Merupakan fraktura
yang melukai otot atau organ yang ada disekitarnya, bahkan terkadang bagian
fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.
Ø Greenstick
Merupakan fraktura
sebagian yang tidak memisahkan tulang mennjadi dua bagian.
Ø Comminuted
Merupakan fraktura
yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih berada
di dalam otot.
Ø Rakhitis
Merupakan penyakit
tulang yanng disebabkan kekurangan vitamin D.
Ø Mikrosefalus
Merupakan gangguan
pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil.
Ø Osteoporosis
Merupakan gangguan
tulang dengan gejala penurunan massa
tulang sehingga tulang rapuh.
Ø Dislokasi
Merupakan ggangguan
yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi awal.
Ø Ankilosis
Merupakan gangguan
yang terjadi karenatidak berfungsinya persendian.
Ø Artritis
Merupakan gangguan
yang disebabkan adanya peradangan sendi.
Ø Skoliosis
Melengkungnya tulang
belakang ke arah samping, mengakbatkan tubuh melenngkung ke arah kiri atau kanan.
Ø Kifosis
Perubahan
kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang menjadi
bongkok.
Ø Lordosis
Melengkungnya tulang
belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan sehingga kepala tertarik
ke arah belakang.
Ø Subluksasi
Gangguan tulang
belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah kiri atau
kanan.
b.
Gangguan
Pada Otot
Ø Atrofi
Merupakan penurunan
fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi.
Ø Hipertropi
Merupakan otot yang
berkembanng menjadi lebih besar dan kuat.
Ø Hernia
Abdominalis
Merupakan sobeknya
dinding otot abdominal sehingga usus memasuki sobekan tersebut.
Ø Tetanus
Merupakan otot yang
mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi sehingga tidak
mampu lagi berkontraksi.
Ø Distrofi
Otot
Merupakan penyakit
kronis yang menyebabkan gangguan gerak.
Ø Miastenia
Gravis
Merupakan otot yanng
secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kelumpuhan.
KESIMPULAN
DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan makalah kami di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1.
Sistem otot adalah sistem tubuh
yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan
menentukan postur tubuh. Yang mana terdiri atas otot polos, otot jantung dan
otot rangka.
2.
Dalam garis besarnya
sel otot dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan yaitu : otot polos, otot lurik,
dan otot jantung.
3.
Otot bekerja dengan
dua cara, yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi (kembali ke
kkeadaan semula atau mengendur). Keadaan otot yang memendek (kontraksi)
maksimal disebut tonus.
4.
Rangka merupakan alat
gerak pasif. Rangka tidak dapat bergerak
sendiri, melainkan dibantu oleh otot.
5.
Rangka manusia dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh (aksial) dan bagian
alat gerak (apendikular).
Saran
Menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, maka kami membuthkan saran yang dapat membangun terhadap kami dalam melakukan pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Muslim, Manaf, Winarni,
2006, BIOLOGI 2, Jakarta, Esis
Goenarso, Darmadi, suripto, 2003,
Fisiologi Hewan, Jakarta, Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
House, Rully, 2014, Makalah
Anatomi Fisiologi Sistem Rangka dan Otot
rangka.html?m=1) (diakses tanggal 14 februari
2015)
tricep-1024x567.jpg (diakses pada tanggan 14
februari 2015)
https://chuwairul.wordpress.com/2012/03/20/sistem-rangka-dan-otot/ ( di akses tanggal 15 februari 2015)
http://sisem-rangka.blogspot.com/2011/11/makalah-sitem-rangka.html ( di akses tanggal 15 februari 2015)
http://budifarma100493.blogspot.com/2013/11/makalah-anatomi-dan-fisiologi.html ( di akses tanggal 15 februari 2105)
Ningrum, Ega, 2010, Mekanisme Gerak Otot (https://sayaeganingrum.files.wordpress.com/2010/11/mekanisme-gerak-otot.gif)
(diakses 14 februari 2015)
Oktaviasriwa, 2013, Antagonistic
Muscles Pair Bicep dan Tricep
bicep-tricep-1024x567.jpg) (diakses pada tanggal 14
februari 2015)
Syamsuri, Istamar, dkk, 2007, Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar