LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
TUMBUHAN
TRANSPIRASI
DOSEN
PEMBIMBING : Dr. Sri Amnah, M.Si
DISUSUN OLEH :
NAMA
: HAJRI
YANI
NPM
:
126510795
KELAS
:
5.C-BIOLOGI
KELOMPOK : 6
TANGGAL : 20 DESEMBER 2014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014
LAPORAN PRAKTIKUM
TRANSPIRASI
I.
TUJUAN
·
Mengetahui
proses transpirasi pada tumbuhan.
·
Mengetahui pengaruh luas permukaan
daun terhadap kecepatan transpirasi
·
Menentukan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap peristiwa transpirasi pada tanaman.
II.
LANDASAN
TEORI
Tumbuhan
untuk hidupnya
memerlukan cahaya, suhu, kelembaban, mineral, dan air. Air digunakan untuk reaksi biokimia
dalam sel. Kebutuhan air secukupnya, jika kelebihan air
akan di uapkan atau ditranspirasikan.
Jika kelebihan air tidak di buah, justri akan menghambat metabolisme yang
akhirnya akan merusak tanaman itu sendiri.
Pengeluaran air pada tanaman dapat melalui peristiwa transpirasi atau
gutasi. Transpirasi adalah lepasnya air dalam bentuk uap air dari tubuh
tumbuhan ke atmosfer. Penguapan dapat melalui stomata, lenti sel, dan kutikula.
Sedangkan, gutasi adalah proses penheluaran air berupa tetes air pada ujung
daun yang merupakan ujung dari xylem yang disebut hudatoda atau emisarium.
Proses transpirasi sebenarnya merupakan proses fisika, yaitu penguapan
air dari daun ke atmosfer. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
penguapan, yaitu photometer dan transpirometer atau evaporometer. Transpirasi
diperlukan tumbuhan untuk membantu penyerapan unsur hara, mengatur suhu tubuh
tanaman, dan membuang sisa air yang berlebihan. Pada alat transpirometer, air
dalam tabung akan berkurang karena diserap tanaman dan ruang bekas air akan
diisi udara, dengan mengukur jarak tempuh pada pipa kapiler, kita akan tahu
jumlah air yang diuapkan oleh daun tanaman.
Hanya 1-2% dari
seluruh air yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan dalam fotosintesis
atau dalam kegiatan metabolic sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam
proses transpirasi. Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun
itu harus terus berfungsi dengan baik maka air segar harus disediakan kepada
daun untuk menggantikan yang hilang pada waktu transpirasi.
Proses
transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang
ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.
Untuk menguapkan
air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi panas. Dengan
demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan
panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui
cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari
jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya
air.
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1)
Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi
air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun
secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan
transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air
yang hilang terjadi melaui stomata.
2)
Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil
daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan
uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang
itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer
pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
3)
Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi
sel-sel. Uap air yang hilang melalui jaringan ini adalah 0,1%
Pengukuran Transpirasi.
Pengukuran laju
transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena
semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam
berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara
laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :
1. Kertas korbal klorida
Pada dasarnya
cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan
pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini
berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi
merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada
permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah
daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah
jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup
kertas.
2. Potometer
Alat ini
mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi bahwa bila
air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan
jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuahn atau bagian
tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang
ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Penimbangan langsung
Pengukuran
transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot
yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan
tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir
untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.
Faktor yang mempengaruhi transpirasi.
Faktor dalam adalah:
1. Penutupan
stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula
secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi
apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula
kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk
mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi
pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan
kelembapan.
2. Jumlah dan
ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total
daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3. Jumlah
daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4. Penggulungan
atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang
menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
5. Kedalaman
dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh
tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar.
Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar
(akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan
volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.
Faktor luar adalah :
1. Sinar
matahari
Seperti yang
telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat
transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar
infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian
menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu
menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .
2.
Temperatur
Merupakan faktor
lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam
keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara,
tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi
daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula
ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di
dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur
menambah tekanan uap di dalam daun.
Kenaikan
tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan
tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas,
maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun.
Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari
dalam daun ke udara bebas .
3. Kebasahan
udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah
udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu,
tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar
daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air
daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari
konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun.
Kesimpulannya
ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan
transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya
dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut
bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan
transpirasi.
Laju gerak
masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara,
yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju
neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama,
transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara
4. Angin
Pada umumnya
angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah
uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih
ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar .
Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk
meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui
penyapuan uap air.
Akan tetapi, di
bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan
demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada
pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan
tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan daun yang lebih aktif
bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan terdapat
gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang semakin
jauh semakin tidak jenuh.
Dalam kondisi
seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai
penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu,
dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk
berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan
yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan
yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun.
Oleh karena itu dalam udara yang bergerak,
besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi
daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks
daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi
sampai tahap tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun
sehingga mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan
adalah selalu meningkatkan transpirasi
5. Keadaan
air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya
suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang
dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah
seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian
itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air
dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi.
Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil
terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak.
Laju transpirasi
dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar.
Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat
daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam
daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara
dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat
penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih
lambat.
D. Mekanisme transpirasi
Transpirasi
dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada
dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan
rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak.
Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel
belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang
menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang
berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air
dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul
dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut,
selama stomata pada epidermis daun tidak membuka.
Apabila stomata
membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau
tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air
dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut
transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya
penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
E. Kegunaan dan kerugian transpirasi
1. Kegunaan
transpirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada
hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang membawa garam-garam mineral dari
dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar
(panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena
sebagia dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air.
Mempercepat laju
pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem, membuang kelebihan air,
menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, mengatur
bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu
daun. pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi
tidak terjadi.
Akan tetapi,
laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi
berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses
pendinginan, pada siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan
meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun
ini dapat dihindari.
2. Kerugian
transpirasi
Transpirasi dapat membahayakan
tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapanair
tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, tanaman layu, layu
permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering terjadi di daerah
kering, perlu irigasi.
III.
RUMUSAN MASALAH
·
Apakah
ada pengaruh cahaya terhadap transpirasi pada tempat terang dan ditempat yang
gelap atau teduh?
IV.
HIPOTESIS
Ha = Ada pengaruh cahaya terhadap
laju trasnspirasi ditempat yang gelap atau teduh.
V.
ALAT
DAN BAHAN
TRANSPIROMETER
|
STOPWAT
|
KAMERA
|
PISAU
CUTTER
|
KERTAS KALKIR
|
VASELIN
|
RANTING RAMBUTAN
|
AIR
|
TIMBANGAN ANALITIK
|
VI. LANGKAH
KERJA
1.
Merangkai alat dengan benar, kemudian memasukkan cabang tanaman yang ada
daunnya ke dalam alat transpirometer.
2.
Merapatkan bagian yang diduga bocor dengan vaselin (tanda bocor) air mengalir
ke luar karena ada tekanan udara.
3.
Meletakkan alat transpirometer pertama di tempat terang.
4.
Melakukan seperti nomor (3), yaitu meletakkannya ditempat yang teduh.
5. Melepas
sumbat alat, buang airnya, kemudian ambil daunnya tanpa tangkai dan ditimbang.
Mencatat hasil penimbangannya.
6.
Mengambil beberapa
daun minimal 5 buah daun yang telah diuji tadi. Memotong
dengan luas total
berat dibagi dengan berat daun yang dicetak dikertas kalkir tersebut, kemudian
menimbang dan mencari rata-ratanya.
7.
Menghitung dengan cara terlampir.
8. Dokumentsilah
hasilnya untuk hasil pengamatan
VI.
HASIL PENGAMATAN
Tabel
Laju Pengamatan Transpirasi Ditempat yang Teduh/ gelap
Menit
|
Laju (ml)
|
Kecepatan (ml/menit)
|
1
|
0,005
|
0,005
|
2
|
0,005
|
0
|
3
|
0,006
|
0,001
|
4
|
0,006
|
0
|
5
|
0,008
|
0,002
|
6
|
0,010
|
0,002
|
7
|
0,015
|
0,005
|
8
|
0,015
|
0
|
9
|
0,019
|
0,004
|
10
|
0,019
|
0
|
11
|
0,020
|
0,001
|
12
|
0,020
|
0
|
13
|
0,021
|
0,001
|
14
|
0,021
|
0
|
15
|
0,022
|
0,001
|
16
|
0,022
|
0
|
17
|
0,023
|
0,001
|
18
|
0,023
|
0
|
19
|
0,023
|
0
|
20
|
0,023
|
0
|
0,023
|
Cara Mencari kecepatan:
= 0,005
Luas permukaan daun =
= 0,2
Laju
transpirasi =
=
= 173,91304
·
Gambar
hasil pengamatan
Laju transpirasi menit ke-1 0,005.
|
|
Laju transpirasi menit ke-2 masih
tetap sama..
|
|
Laju transpirasi menit ke-3
bertambah menjadi 0,006.
|
|
Laju transpirasi menit ke-4 masih
sama dengan menit ke-3
|
|
Laju transpirasi menit ke-5 naik
menjadi 0,008
|
|
Laju transpirasi pd menit ke-6 naik
0,01
|
|
Laju transpirasi menit ke-7 naik menjadi
0,015.
|
|
Laju transpirasi menit ke-8 sama
dengan menit ke-7.
|
|
Laju transpirasi menit ke-9 laju
menjadi 0,019
|
|
Laju transpirasi menit ke-10 masih
sama dg menit ke-9
|
|
Laju transpirasi menit ke-11 laju
menjadi naik 0,02
|
|
Laju
transpirasi menit ke-12 masih sama pd menit ke-11
|
|
Laju transpirasi menit ke-13 laju
naik menjadi 0,021
|
|
Laju transpirasi menit ke-14 masih
sama dengan menit ke-13
|
|
Laju transpirasi menit ke-15 laju
naik menjadi 0,02
|
|
Laju transpirasi menit ke-16 masih
sama pada menit ke-15
|
|
laju
transpira menit ke-17 sampai
pada
menit ke-20, tetap 0,023
|
VII.
GAMBAR HASIL
PRATIKUM TRANSPIRASI DITEMPAT
YANG
TERANG , MENUNJUKKAN GAGAL KARENA
DISEBABKAN OLEH BEBERAPA FAKTOR.
·
Untuk
tabel transpirasi yang ditempat yang terang.
Pada tempat terang, transpirasi tidak ada tabel,
karena keterangannya tidak ditemui hasil transpirasi pada tempat yang terang,(
tidak berhasil) yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktornya akan dijelaskan dalam pembahasan.
VIII. PEMBAHASAN
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel
mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel
jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap
air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung
selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan
airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga
potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal
dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari
batang dan batang menerima dari akar.
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan
tetap berada dalam rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun
tidak membuka. Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan
kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat
berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata
membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.
Dari pengamatan transpirasi detempat
terang dan gelap yang kami lakukan pada tumbuhan, maka disini dapat kami
bahaskan Masalah yang ditemui pada transpirasi yaitu:
· Pada transpirasi ditempat yang gelap
ini kami mendapatkan hasil pengamatan
yang
mana laju transpirasi ditempat gelap ini lambat pada menit ke- 20 laju
transpirasi baru mencapai 0,023, kenapa hal demikian ..? dan apa yang
menyebabkan laju transpirasi pada ditempat gelap ini lambat, karena salah satu
yang memperlambat transpirasi ini adalah sinar matahari yang mana pada ditempat
gelap ini sinar matahari tidak ada sehingga itulah faktor yang pertama yang
menyebabkan lambatnya transpirasi nditempat yang gelap ini lambat. sedangkan
faktor yang bisa membuat transpirasi itu bisa laju salah satunya adalah sinar
matahari, yang mana sinar menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan
menutupnya stomata, ketika stomata terbuka akan mempercepat transpirasi.
· Pada transpirasi yang dilakukan ditempat
yang terang ini, yang mana
beberapa
kelompok telah melakukan pratikum tapi mereka tidak mendapatkan hasil sama
sekali itulah masalah yang kami jumpai pada pratikum transpirasi ditempat yang
gelap ini seharusnya pada tempat yang terang ini laju transpirasi akan cepat
dibandingkan transpirasi ditempat yang gelap , karna adanya sinar matahari yang
bisa mempercepat transpirasi.
·
Cahaya
mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan
mempengaruhi
suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua
dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya
stomata. Stomata merupakan bagian dari jaringan epidermis pada daun yang berfungsi sebagai organ transpirasi dan fotosintesis.
Daun yang mempunyai stomata di kedua permukaan disebut daun amfistomatik,
sedangkan apabila memiliki stomata yang hanya terdapat di permukaan atas saja
disebut daun epistomatik, dan sebaliknya apabila mempunyai stomata yang hanya
terdapat pada permukaan bawah saja disebut daun hipostomatik. Adapun letak stomata paling banyak terdapat di
permukaan bawah daun, karena untuk mengurangi proses penguapan air
·
Jadi
disini dapat kami beri alasan kenapa pada transpirasi ditempat yang
terang
ini satupun teman tidak berhasil mngkin faktornya bisa saja yaitu: mungkin
transpirometernya ada kerusakan, dan mungkin bisa ug kinerja yang pratikum
tidak baik sehingga tidak mendapatkan hasilnya.
· Jadi dasar teori yang didapatkan
terjawablah permasalahan diatas yaitu
pengaruh
adanya sinar matahari terhadap transpirasi yaitu dapat mempercepatkan laju
transpirasi karena dibawah sinar matahari stomata bisa membuka dan digelap
stomata menutup.
XI.
KESIMPULAN
Transpirasi dapat diartikan
sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui
stomata. Proses proses transpirasi
terjadi melalui 2 tahapan, yaitu :
1.
Evaporasi air
dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun. Proses ini akan terus berlangsung sampai rongga antar
sel jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan
kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang
diserap oleh akar akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.
2.
Difusi air dari ruang
antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun lentisel.
Kecepatann proses transpirasi disebabkan
karena faktor internal dan ksternal. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi
kecepatan transpirasi antara lain adalah suhu, kelembaban, dan cahaya yang
menyebabkan membuka dan menutupnya stomata. Sedangkan faktor internal antara
lain adalah penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata, tebal atau tipisnya daun, Ada tidaknya lapisan lilin pada
permukaan daun dan penggulungan atau pelipatan daun. Faktor eksternal
sangat berpengaruh pada proses transpirasi, jika keadaan suhu di luar sel lebih
rendah dari pada di dlama sel dan jika kelembapan di dalam sel lebih lembab
dari pada diluar sel maka proses transpirasi akan terhambat.
Bagi tumbuhan, transpirasi yang berlangsung memberikan
beberapa manfaat, antara lain :
1.
Menyebabkan
terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di batang.
2.
Membantu
penyerapan air dan zat hara oleh akar.
3.
Mengurangi air
yang terserap secara berlebihan.
4.
Mempertahankan
temperature yang sesuai untuk daun.
5.
Mengatur
fotosintesis dengan menbuka dan meututupnya stomata.
Jadi dari
hasil pratikum ini Hipotesis terjawab yaitu Ha diterima karena adanya pengaruh
transpirasi yang dilakukan di tempat yang gelap yaitu menyebabkan transpirasi
berjalan lambat jadi Ho ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Sistem Transportasi dan Transpirasi
dalam Tanaman.
Campbell,
Recce-Mitchell, 2004. Biologi, Edisi ke lima, Erlangga; Jakarta
Dwijoseputro.1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: PT. Gramedia.
Dwidjoseputro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Gardner, F.P.R. 1991. Fisiologi Tanamanan Budidaya.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
http://www.indoforum.org/showthread.php?t=34436.
Diakses tanggal 23 desember 2014)
(Diakses tanggal 23 desember 2014)
Ign.
Khristiyono, PS. SPd. M.M., 2006. Biologi Esis, Jakarta
Jayamiharja, Joni B. Ahmad. 1977. Diktat Fisiologi
Tumbuhan Jilid I. Purwokerto: Fakultas Pertanian UNSOED.
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan
untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi
dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.